Autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sel-sel sehat dalam tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Imun yang seharusnya berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri, menjadi penyebab terjadinya penyakit dalam tubuh. Ada banyak jenis penyakit dengan gejala seperti yang dialami orang autoimun.
Gejala penyakit autoimun penting untuk diketahui agar dapat dilakukan pencegahan dini, sehingga penyakit tidak berkembang lebih luas dan memicu penyakit lainnya. Berikut ini gejala autoimun yang umum terjadi.
Tubuh terasa lelah akibat aktivitas yang padat sangat wajar dialami. Namun bagi penderita autoimun, rasa lelah yang dialami dirasa kurang wajar. Meski tidak banyak aktivitas fisik, energi dalam tubuh seperti terkuras habis, bahkan hingga sulit bangkit dari tempat tidur.
Bagi sebagian orang, nyeri sendi akibat lelah atau suhu yang terlalu dingin umum dialami. Namun bagi penderita autoimun, bagian yang sering terasa nyeri adalah pada sendi lutut, pergelangan tangan, punggung tangan, hingga buku-buku jari. Rasa nyeri yang dialami di kedua sisi kiri dan kanan.
Sariawan biasanya terjadi karena stres, cedera ringan, alergi makanan, hingga perubahan hormon. Bagi penderita autoimun, sariawan akan lebih mudah menyerang, meski tidak ada stres, alergi makanan, maupun cedera ringan yang diakibatkan oleh sikat gigi.
Pada orang autoimun, akan timbul demam ringan dengan suhu di batas atas normal sekitar 37,4 - 37,5 derajat celcius. Namun ketika orang lain memegang area dahi maupun leher, akan terasa hangat seperti orang demam pada umumnya.
Bukan hanya nyeri sendi, bagi penderita autoimun umumnya merasakan nyeri di sekujur tubuh. Sensasi nyeri yang dialami membuat badan terasa seperti tertusuk.
Apabila tubuh sering tiba-tiba ruam padahal tidak ada alergi atau tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, ada baiknya lakukan pemeriksaan ke dokter. Karena salah satu gejala autoimun adalah muncul ruam pada kulit di area tertentu, hingga sekujur tubuh.
Gejala yang paling ekstrim dari penderita autoimun adalah brain fog. Kondisi dimana otak terasa tertutup kabut, hingga menyebabkan seseorang sulit fokus, konsentrasi saat berbicara maupun menulis, dan kehilangan memori.
Autoimun tidak tiba-tiba datang begitu saja. Tentu ada suatu hal yang memicu sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat. Berikut penyebab autoimun yang umum terjadi.
Penyebab autoimun yang paling umum terjadi adalah diakibatkan oleh faktor genetik. Ketika dalam sebuah keluarga memiliki riwayat penyakit autoimun, maka ada risiko diri mengalami kondisi serupa. Hal tersebut karena gen dari orang tua dapat memengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh.
Gaya hidup yang tidak sehat memicu banyak penyakit. Salah satunya autoimun. Pola makan yang tidak dijaga, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Selain itu, mengonsumsi makanan dengan rendah serat, tinggi lemak dan gula juga akan memicu autoimun.
Infeksi Epstein-Barr dan bakteri Helicobacter Pylori dapat memicu perkembangan penyakit autoimun karena respon imun yang tidak normal. Hal tersebut terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kehilangan kendali saat melawan infeksi, sehingga sistem kekebalan menyerang sel tubuh yang sehat.
Tubuh yang banyak terpapar zat kimia berbahaya seperti logam berat, radiasi, atau pestisida dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh. Paparan zat kimia berbahaya menyebabkan perubahan pada sel tubuh hingga terlihat asing bagi sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang sel yang masih sehat.
Otak sebagai pusat dari organ tubuh, sangat memengaruhi kekebalan tubuh. Orang dengan stres berkepanjangan akan menghasilkan hormon kortisol dalam kadar yang berlebihan, sehingga respon imun tubuh menjadi tidak seimbang dan dapat memicu autoimun.
Hormon estrogen memiliki efek stimulatif pada fungsi sistem kekebalan tubuh. Ketika terdapat kelainan pada hormon, maka akan memicu timbulnya autoimun dalam tubuh. Penyakit autoimun yang disebabkan oleh hormon adalah lupus dan tiroiditis hashimoto.
Autoimun dapat menyerang siapa saja dengan pemicu yang telah disebutkan di atas. Namun, tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit autoimun. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga sistem imun tubuh dan mengurangi risiko autoimun.
Merokok dapat memicu banyak penyakit, mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan peradangan kronis. Hentikan kebiasaan merokok mulai dari sekarang untuk menurunkan risiko autoimun.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh dengan lebih optimal. Olahraga dapat meminimalisir peradangan dan menguatkan tubuh dari infeksi.
Jaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, gizi seimbang, dan kaya akan nutrisi. Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, protein tinggi, dan biji-bijian untuk membantu sistem kekebalan tubuh agar semakin kuat.
Zat kimia berbahaya mudah ditemukan di sekitar kita, terutama bagi pekerja di area pabrik. Zat kimia dapat merusak jaringan tubuh dan memicu reaksi imun yang tidak normal. Hindari paparan zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit autoimun.
Makana yang diolah dan diawetkan akan lebih praktis untuk disajikan. Namun terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan juga akan memengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh. Kurangi mengonsumsi makanan olahan dan mulai konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
Penyakit autoimun sampai saat ini belum ada obat khusus yang dapat mengobati atau mencegah pemicunya. Jadi, kita harus tetap waspada dengan menjaga kesehatan diri agar terhindar dari penyakit, dan sistem kekebalan tubuh tetap terjaga. Yuk, sama-sama menjaga kesehatan tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit!
Sumber :